Penggunaan だ (da) dan Bentuk Perubahannya
Dalam materi kali ini saya akan membahas tentang cara menyatakan "adalah", "bukan", "dulunya" dan "dulunya bukan" dengan cara menempelkan だ (da) diakhir sebuah kata benda dan kata sifat.
Tapi sebelumnya, Saya ingin menjelaskan secara lebih mendalam tentang apa itu kopula だ (da) beserta kegunaannya.
Apa itu だ (da)?
だ (da) merupakan kopula yang biasanya diucapkan diakhir sebuah kalimat. Akhiran だ (da) juga dapat merubah kesan atau nuansa sebuah kalimat.
Sebetulnya だ (da) sama sekali tidak mempunyai arti yang khusus dalam bahasa Indonesia. Hanya saja, kita bisa membayangkan kalau だ (da) mempunyai kesan yang sama dengan kata "adalah" dalam bahasa Indonesia. Kesan lho ya, bukan artinya!
Dalam bahasa Jepang, akhiran だ (da) masuk dalam kategori bentuk non-formal, makanya だ (da) tidak digunakan sebagai akhiran kalimat yang sopan atau formal.
Karena memiliki kesan yang kuat, だ biasanya lebih sering digunakan oleh para laki-laki.
Penggunaan だ (da)
Cara menggunakan だ (da) sangatlah mudah, kita cukup menempelkannya diujung kata benda atau kata sifat-na.
Rumus sederhananya = Kata benda/kata sifat-na + だ
Contoh :
さかな だ
Sakana da
Ikan
かばん だ
Kaban da
Tas
きれい だ
Kirei da
Bersih/cantik
おいしい だ
Oishii da
Enak
Ingat ya, だ hanya ditempel diakhir kata benda dan kata sifat-na! Kata kerja dan kata sifat-i mempunyai aturannya sendiri, nanti Anda akan mengerti jika sudah mempelajari bentuk perubahan kata sifat-i dan kata kerja.
Jika dilihat dari contoh diatas, menggunakan だ terkesan sangat mudah. Cuma menempelkan だ diakhir kata benda atau kata sifat-na.
Yang jadi pertanyaan, apa sih kegunaan dari だ?
Jika Anda mencari padanan arti bahasa Indonesia untuk akhiran だ, sebaiknya Anda urungkan niat tersebut. Karena だ pada dasarnya tidak memberi arti khusus, hanya saja だ akan memberikan kesan atau nuansa tertentu saat diucapkan diakhir sebuah kata atau kalimat.
だ digunakan untuk menyatakan sesuatu sekaligus memberikan kesan yang lebih menegaskan, lebih deklaratif. Mirip dengan kesan kata "adalah" dalam bahasa Indonesia.
Coba bedakan kesan antara "sepatu" dan "adalah sepatu". Kalimat mana yang memberikan kesan yang lebih menegaskan?
Tentu saja kalimat "adalah sepatu" terkesan lebih tegas atau dekalaratif daripada kalimat "sepatu" saja, iya gak?
Dalam kasus tertentu, だ terkadang bisa menunjukkan sebuah (!) tanda seru atau (.) titik.
Terakhir, karena だ hanya digunakan untuk membuat pernyataan, Anda tidak bisa menggunakannya saat bertanya.
Dalam bahasa Jepang, bentuk negatif (sangkalan) dan lampau dinyatakan melalui perubahan bentuk atau konjugasi.
Kata benda dan kata sifat bisa dirubah kedalam bentuk negatif untuk menyatakan bahwa sesuatu bukan X dan ke bentuk lampau untuk menyatakan bahwa sesuatu dulunya X.
Hanya saja, bentuk perubahan だ tidaklah memiliki kesan tegas atau deklaratif layaknya akhiran だ.
Bentuk Negatif - じゃない
Untuk menyatakan "bukanlah" (sangkalan), maka だ (a) harus dirubah menjadi じゃない (jya nai). じゃない sendiri bisa diartikan "bukan".
きょうしつ じゃない
Kyoushitsu jya nai
Bukan kelas
ハンサム じゃない
Hansamu jya nai
Tidak ganteng
さかな じゃない
Sakana jya nai
Bukan ikan
Bentuk Lampau - だった
Sama seperti diatas, untuk menyatakan kata benda atau kata sifat-na bentuk lampau kita hanya perlu mengganti だ (da) menjadi だった (datta).
きょうしつ だった
Kyoushitsu datta
Dulunya/tadinya kelas
ハンサム だった
Hansamu datta
Dulunya/tadinya ganteng
Cukup mudah bukan?
Perlu Saya ingatkan kembali kalau tidak semua kata atau kalimat dalam bahasa Jepang bisa diakhiri dengan だ (da). Anda akan mengerti jika sudah mempelajari bahasa Jepang tingkat lanjut.
Oke, itulah fungsi akhiran だ beserta bentuk perubahannya. Cukup mudah bukan? Tapi mungkin akan sedikit membingungkan untuk Anda yang baru saja memperlajari bahasa Jepang.
Jujur saja sih, memperlajari bahasa Jepang tingkat paling dasar kadang lebih membingungkan jika dibandingkan dengan mempelajari bahasa Jepang tingkat menengah.
Oke, itu saja pembahasan kita untuk kali ini. Jika Anda merasa masih bingung silahkan tuliskan pertanyaan Anda dikolom komentar.
Tapi sebelumnya, Saya ingin menjelaskan secara lebih mendalam tentang apa itu kopula だ (da) beserta kegunaannya.
Apa itu だ (da)?
だ (da) merupakan kopula yang biasanya diucapkan diakhir sebuah kalimat. Akhiran だ (da) juga dapat merubah kesan atau nuansa sebuah kalimat.
Sebetulnya だ (da) sama sekali tidak mempunyai arti yang khusus dalam bahasa Indonesia. Hanya saja, kita bisa membayangkan kalau だ (da) mempunyai kesan yang sama dengan kata "adalah" dalam bahasa Indonesia. Kesan lho ya, bukan artinya!
Dalam bahasa Jepang, akhiran だ (da) masuk dalam kategori bentuk non-formal, makanya だ (da) tidak digunakan sebagai akhiran kalimat yang sopan atau formal.
Karena memiliki kesan yang kuat, だ biasanya lebih sering digunakan oleh para laki-laki.
Penggunaan だ (da)
Cara menggunakan だ (da) sangatlah mudah, kita cukup menempelkannya diujung kata benda atau kata sifat-na.
Rumus sederhananya = Kata benda/kata sifat-na + だ
Contoh :
さかな だ
Sakana da
Ikan
かばん だ
Kaban da
Tas
きれい だ
Kirei da
Bersih/cantik
おいしい だ
Oishii da
Enak
Ingat ya, だ hanya ditempel diakhir kata benda dan kata sifat-na! Kata kerja dan kata sifat-i mempunyai aturannya sendiri, nanti Anda akan mengerti jika sudah mempelajari bentuk perubahan kata sifat-i dan kata kerja.
Jika dilihat dari contoh diatas, menggunakan だ terkesan sangat mudah. Cuma menempelkan だ diakhir kata benda atau kata sifat-na.
Yang jadi pertanyaan, apa sih kegunaan dari だ?
Jika Anda mencari padanan arti bahasa Indonesia untuk akhiran だ, sebaiknya Anda urungkan niat tersebut. Karena だ pada dasarnya tidak memberi arti khusus, hanya saja だ akan memberikan kesan atau nuansa tertentu saat diucapkan diakhir sebuah kata atau kalimat.
だ digunakan untuk menyatakan sesuatu sekaligus memberikan kesan yang lebih menegaskan, lebih deklaratif. Mirip dengan kesan kata "adalah" dalam bahasa Indonesia.
Coba bedakan kesan antara "sepatu" dan "adalah sepatu". Kalimat mana yang memberikan kesan yang lebih menegaskan?
Tentu saja kalimat "adalah sepatu" terkesan lebih tegas atau dekalaratif daripada kalimat "sepatu" saja, iya gak?
Dalam kasus tertentu, だ terkadang bisa menunjukkan sebuah (!) tanda seru atau (.) titik.
Terakhir, karena だ hanya digunakan untuk membuat pernyataan, Anda tidak bisa menggunakannya saat bertanya.
Bentuk Perubahan だ (da)
Dalam bahasa Jepang, bentuk negatif (sangkalan) dan lampau dinyatakan melalui perubahan bentuk atau konjugasi.
Kata benda dan kata sifat bisa dirubah kedalam bentuk negatif untuk menyatakan bahwa sesuatu bukan X dan ke bentuk lampau untuk menyatakan bahwa sesuatu dulunya X.
Hanya saja, bentuk perubahan だ tidaklah memiliki kesan tegas atau deklaratif layaknya akhiran だ.
Bentuk Negatif - じゃない
Untuk menyatakan "bukanlah" (sangkalan), maka だ (a) harus dirubah menjadi じゃない (jya nai). じゃない sendiri bisa diartikan "bukan".
きょうしつ じゃない
Kyoushitsu jya nai
Bukan kelas
ハンサム じゃない
Hansamu jya nai
Tidak ganteng
さかな じゃない
Sakana jya nai
Bukan ikan
Bentuk Lampau - だった
Sama seperti diatas, untuk menyatakan kata benda atau kata sifat-na bentuk lampau kita hanya perlu mengganti だ (da) menjadi だった (datta).
きょうしつ だった
Kyoushitsu datta
Dulunya/tadinya kelas
ハンサム だった
Hansamu datta
Dulunya/tadinya ganteng
Cukup mudah bukan?
Perlu Saya ingatkan kembali kalau tidak semua kata atau kalimat dalam bahasa Jepang bisa diakhiri dengan だ (da). Anda akan mengerti jika sudah mempelajari bahasa Jepang tingkat lanjut.
Oke, itulah fungsi akhiran だ beserta bentuk perubahannya. Cukup mudah bukan? Tapi mungkin akan sedikit membingungkan untuk Anda yang baru saja memperlajari bahasa Jepang.
Jujur saja sih, memperlajari bahasa Jepang tingkat paling dasar kadang lebih membingungkan jika dibandingkan dengan mempelajari bahasa Jepang tingkat menengah.
Oke, itu saja pembahasan kita untuk kali ini. Jika Anda merasa masih bingung silahkan tuliskan pertanyaan Anda dikolom komentar.
Belum ada Komentar untuk "Penggunaan だ (da) dan Bentuk Perubahannya"
Posting Komentar