Bentuk dan Bunyi Huruf Hiragana
Huruf hiragana merupakan huruf dasar yang paling sering digunakan dalam penulisan bahasa Jepang. Rasanya tidak ada alasan untuk tidak mempelajari huruf yang satu ini, apalagi untuk Anda yang serius ingin mempelajari bahasa Jepang.
Setelah sebelumnya kita membahas sekelumit sejarah huruf hiragana, kali ini kita akan mempelajari bentuk dan bunyi huruf hiragana.
Hiragana memiliki 46 huruf dasar, hanya saja beberapa hurufnya dimodifikasi agar membentuk variasi bunyi lain. Hasil modifikasi tersebut melahirkan hiragana daku-on (濁音), hiragana han daku-on (半濁音), dan hiragana yoon (拗音).
Dalam materi kali ini, saya juga akan menjelaskan apa itu sokuon (促音) dan cara membentuk bunyi vokal panjang dalam huruf hiragana.
Yosh, mari kita pelajari huruf dasar dalam sistem penulisan Jepang!
Hiragana Gojyuu-on (五十音) - Hiragana Dasar
Huruf hiragana tersusun rapi dalam tabel berjumlah 5 x 10 atau juga disebut dengan gojyuu-on (五十音) yang berarti "50 suara".
50 suara? Kok jumlahnya cuma 46 sih??
Alasannya? Karena ada huruf hiragana yang sudah tidak dipakai lagi! Coba saja perhatikan jajaran huruf や (ya) dan わ (wa). Ada 2 huruf yang hilang dijajaran huruf や (ya), dan ada 3 huruf yang hilang dijajaran huruf わ (wa).
Perlu diperhatikan :
Mungkin Anda merasa aneh kenapa huruf ふ (fu) tidak dibaca "Hu", huruf ち (chi) tidak dibaca "Ti", atau huruf つ (tsu) tidak dibaca "Tu"??
Memang sedikit ganjil bagi kita, namun dalam lisan Jepang, huruf tersebut memang diucapkan seperti itu. Intinya adalah, "itu mah udah dari sononya!" 😄.
Oh ya, huruf ん juga dibaca "Ng" bukan "N" karena "Ng" hampir menyerupai suara vokal huruf ん dalam lisan Jepang.
Jadi, jika Anda menemukan kata yang didalamnya terdapat huruf ん, maka bacalah huruf 'ん' tersebut dengan suara "Ng".
Contohnya: ほん bukan dibaca "Hon" melainkan dibaca "Hong", たべません (tabemasen) dibaca "Tabemaseng", にほんご dibaca "Nihong go", atau さんぽ dibaca "Sangpo" dan lain sebagainya.
Contoh kata yang menggunakan hiragana gojyuu on:
ふく (Fuku) = Baju
あし (Ashi) = Kaki
いち (Ichi) = Satu
つくえ (Tsukue) = Meja
ほん (Hon) = Buku
Hiragana Daku-on (濁音)
Daku-on (濁音) secara harfiah berarti "suara yang keruh/suara yang berlumpur", agak aneh memang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Alasan kenapa hiragana daku-on disebut "suara yang berlumpur" karenadia suka kotor-kotoran bunyi vokal pada huruf hiragana dimodifikasi, alias 'tidak murni lagi', sehingga membentuk bunyi vokal berbeda dengan huruf aslinya. Misalnya, Ka jadi Ga, To jadi Do, atau Ha jadi Ba dan seterusnya.
Seperti yang bisa Anda lihat pada tabel diatas, hiragana daku-on memiliki titik dua dibagian kanan atasnya. Nah, titik dua (”) di atas hiragana daku-on biasa disebut dengan dakuten (濁点).
Jika diperhatikan, suara dari hiragana daku-on dibunyikan dengan gerak lidah yang mirip dengan huruf dasar aslinya.
Sebagai contoh, bandingkan saja gerak lidah saat mengucapkan huruf き (ki) dan suara modifikasinya, ぎ (gi) atau た (ta) dan だ (da). Gerakan lidah saat mengucapkannya tidak jauh berbeda bukan?? Hanya saja hiragana daku-on terdengar lebih tebal.
Perhatikan juga bahwa huruf じ dan huruf ぢ berada dalam garis vokal yang hampir sama, keduanya bisa sama-sama dibaca "Ji", begitupun dengan huruf ず dan づ yang juga ada dalam garis vokal yang hampir sama, keduanya terdengar seperti "Zu".
Contoh kata yang menggunakan hiragana daku-on :
かんじ (Kanji) = Huruf Kanji
じてんしゃ (Jitensha) = Sepeda
ちず (Chizu) = Peta
つづきます (Tsudzukimasu) = Melanjutkan
かぜ (Kaze) = Angin
Hiragana Han Daku-on (半濁音)
Hiragana han daku-on (半濁音) cukup mirip dengan hiragana daku-on (濁音), keduanya sama-sama bermakna "suara yang berlumpur".
Hiragana han daku-on ditandai dengan lingkaran kecil (o) yang diletakkan dibagian kanan atas jajaran huruf は (ha).
Lingkaran kecil (o) pada hiragana han daku-on disebut dengan han dakuten (半濁点).
Contoh kata yang menggunakan hiragana han daku-on :
ぶんぽう (Bunpou) = Tata bahasa
しんぱい (Shinpai) = Kuatir
えんぴつ (Enpitsu) = Pensil
さんぽ (Sanpo) = Jalan-jalan
Hiragana Yoon (拗音)
Jika diatas bunyi huruf hiragana berubah setelah ditambahkan dakuten dan han dakuten, maka modifiksi bunyi huruf pada hiragana yoon (拗音) terjadi setelah huruf や、ゆ、よ, ditambahkan di belakang huruf き (ki), し (shi), ち (chi), に (ni), ひ (hi), み (mi), り (ri), ぎ (gi), じ (ji), び (bi) dan ぴ (pi).
Perlu diingat bahwa huruf や、ゆ dan よ harus ditulis dengan ukuran huruf yang lebih kecil.
Contoh kata yang menggunakan hiragana yoon :
としょかん (Toshokan) = Perpustakaan
かいしゃ (Kaisha) = Perusahaan
きょしつ (Kyoshitsu) = Kelas
ちゃいろ (Chairo) = Warna Coklat
びょうき (Byouki) = Sakit
Sokuon (促音) - Konsonan Ganda
Sokuon (促音) adalah huruf 'つ' (tsu) kecil' yang berfungsi layaknya tasydid dalam Bahasa Arab. Tentu saja, sokuon digunakan untuk membentuk konsonan ganda/konsonan rangkap.
Contoh kata yang menggunakan sokuon:
きって (Kitte) = Prangko
きっぷ (Kippu) = Tiket
きっと (Kitto) = Pasti
ざっし (Zasshi) = Majalah
けっこ (Kekkon) = Pernikahan
Perlu dicatat, huruf つ (tsu) ditulis dalam ukuran yang lebih kecil.
Suara Vokal Panjang
Kita akan banyak menjumpai kosakata bahasa Jepang yang mempunyai bunyi vokal yang panjang.
Misalnya:
おばさん (Obasan) = Bibi
おばあさん (Obaasan) = Nenek
Seumpama ada seorang tante (obasan) dari Jepang yang masih muda, cantik, enerjik, usianya baru 27. Ehh, kita malah panggil dia "obaasan"! Apa jadinya coba? Pastinya si tante bakal kesingung dong?
Nah, itulah pentingnya membedakan kata yang mempunyai vokal panjang. Walau terkesan sederhana, tapi hal tersebut bisa merubah arti secara drastis. Selain pengucapan, penulisannya pun jangan sampai keliru.
Tabel dibawah merupakan “rumus” untuk membentuk vokal panjang hiragana:
Jadi, untuk membentuk vokal panjang pada kata yang diakhiri dengan vokal "A", misalnya か (ka), さ (sa), た (ta), な (na) dan lain-lain, tambahkan saja huruf あ (a). Misalnya おばあさん (Obaasan).
Contoh lain :
あたらしい (Atarashii) = Baru
おとうさん (Otousan) = Ayah
ぶんぽう (Bunpou) = Tata bahasa
とけい (Tokei) = Jam tangan
“Lho kok 'e' di kosakata とけい (tokei) malah diikuti い sih? bukannya sama え? Itu juga 'o' dikata ぶんぽう (bunpou) malah disambung pake う? Gak pake お aja gitu biar pas?” (Ini sih pertanyaan saya ke pembimbing pas pertama kali mempelajari materi ini, 😄)
Nah, itu dikarenakan suara "e" bisa tersambung secara mulus dengan "i", (ei), begitupun suara “o” tersambung mulus dengan suara “u” (ou). Iya gak?
Tapi jangan salah lho, ada beberapa kasus pengecualian dimana suara “e” vokalnya diperpanjang menggunakan huruf え (e) dan suara “o” diperpanjang dengan お (o). Jangan khawatir, pengecualian ini hanya ada dalam beberapa kosakata saja.
Misalnya :
おねえさん (Oneesan) = Kakak Perempuan
おおい (Ooi) = Banyak
おおき (Ooki) = Besar
ええ (Ee) = Ya (bentuk non formal)
いい (ii) = Bagus/Baik
Jadi, untuk memperpanjang bunyi huruf yang diakhiri dengan vokal “e”, kebanyakan menggunakan い (i), begitupun dengan vokal “o” yang kebanyakan dipanjangkan dengan う (u).
Hati-hati dalam mengucapkan dan menuliskan kata-kata dibawah ini:
おじさん (Ojisan) = Paman dengan おじいさん (Ojiisan) = Kakek
にんぎょ (Ningyo) = Putri duyung dengan にんぎょう (Ningyoo) = Boneka
おばさん (Obasan) = Bibi dengan おばあさん (Obaasan) = Nenek
Oke, segitu saja kayaknya pembahasan tentang bentuk dan bunyi vokal huruf hiragana. Ditulisan selanjutnya saya akan membahas tentang tata cara menulis huruf hiragana dengan baik dan benar.
Jika ada yang masih agak bingung dan ingin bertanya, silahkan tuliskan pertanyaan Anda dikolom komentar.
お疲れさまでした。。
Setelah sebelumnya kita membahas sekelumit sejarah huruf hiragana, kali ini kita akan mempelajari bentuk dan bunyi huruf hiragana.
Hiragana memiliki 46 huruf dasar, hanya saja beberapa hurufnya dimodifikasi agar membentuk variasi bunyi lain. Hasil modifikasi tersebut melahirkan hiragana daku-on (濁音), hiragana han daku-on (半濁音), dan hiragana yoon (拗音).
Dalam materi kali ini, saya juga akan menjelaskan apa itu sokuon (促音) dan cara membentuk bunyi vokal panjang dalam huruf hiragana.
Yosh, mari kita pelajari huruf dasar dalam sistem penulisan Jepang!
Hiragana Gojyuu-on (五十音) - Hiragana Dasar
Huruf hiragana tersusun rapi dalam tabel berjumlah 5 x 10 atau juga disebut dengan gojyuu-on (五十音) yang berarti "50 suara".
50 suara? Kok jumlahnya cuma 46 sih??
Alasannya? Karena ada huruf hiragana yang sudah tidak dipakai lagi! Coba saja perhatikan jajaran huruf や (ya) dan わ (wa). Ada 2 huruf yang hilang dijajaran huruf や (ya), dan ada 3 huruf yang hilang dijajaran huruf わ (wa).
Perlu diperhatikan :
- Huruf ふ dibaca "Fu" bukan "Hu" (pertengahan bunyi "Fu" dan "Hu")
- Huruf し dibaca “Shi” seperti saat mengucapkan “Shinobi”.
- Huruf ち dibaca “Chi” bukan “Ti” seperti saat mengucapkan “Mochi”
- Huruf つ dbaca “Tsu” bukannya “Tu” sepeti mengucapkan “Tsunami”
- Huruf ん diucapkan “Ng” seperti mengucapkan “Manga”
Mungkin Anda merasa aneh kenapa huruf ふ (fu) tidak dibaca "Hu", huruf ち (chi) tidak dibaca "Ti", atau huruf つ (tsu) tidak dibaca "Tu"??
Memang sedikit ganjil bagi kita, namun dalam lisan Jepang, huruf tersebut memang diucapkan seperti itu. Intinya adalah, "itu mah udah dari sononya!" 😄.
Oh ya, huruf ん juga dibaca "Ng" bukan "N" karena "Ng" hampir menyerupai suara vokal huruf ん dalam lisan Jepang.
Jadi, jika Anda menemukan kata yang didalamnya terdapat huruf ん, maka bacalah huruf 'ん' tersebut dengan suara "Ng".
Contohnya: ほん bukan dibaca "Hon" melainkan dibaca "Hong", たべません (tabemasen) dibaca "Tabemaseng", にほんご dibaca "Nihong go", atau さんぽ dibaca "Sangpo" dan lain sebagainya.
Contoh kata yang menggunakan hiragana gojyuu on:
ふく (Fuku) = Baju
あし (Ashi) = Kaki
いち (Ichi) = Satu
つくえ (Tsukue) = Meja
ほん (Hon) = Buku
Hiragana Daku-on (濁音)
Daku-on (濁音) secara harfiah berarti "suara yang keruh/suara yang berlumpur", agak aneh memang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Alasan kenapa hiragana daku-on disebut "suara yang berlumpur" karena
Seperti yang bisa Anda lihat pada tabel diatas, hiragana daku-on memiliki titik dua dibagian kanan atasnya. Nah, titik dua (”) di atas hiragana daku-on biasa disebut dengan dakuten (濁点).
Jika diperhatikan, suara dari hiragana daku-on dibunyikan dengan gerak lidah yang mirip dengan huruf dasar aslinya.
Sebagai contoh, bandingkan saja gerak lidah saat mengucapkan huruf き (ki) dan suara modifikasinya, ぎ (gi) atau た (ta) dan だ (da). Gerakan lidah saat mengucapkannya tidak jauh berbeda bukan?? Hanya saja hiragana daku-on terdengar lebih tebal.
Perhatikan juga bahwa huruf じ dan huruf ぢ berada dalam garis vokal yang hampir sama, keduanya bisa sama-sama dibaca "Ji", begitupun dengan huruf ず dan づ yang juga ada dalam garis vokal yang hampir sama, keduanya terdengar seperti "Zu".
Contoh kata yang menggunakan hiragana daku-on :
かんじ (Kanji) = Huruf Kanji
じてんしゃ (Jitensha) = Sepeda
ちず (Chizu) = Peta
つづきます (Tsudzukimasu) = Melanjutkan
かぜ (Kaze) = Angin
Hiragana Han Daku-on (半濁音)
Hiragana han daku-on (半濁音) cukup mirip dengan hiragana daku-on (濁音), keduanya sama-sama bermakna "suara yang berlumpur".
Hiragana han daku-on ditandai dengan lingkaran kecil (o) yang diletakkan dibagian kanan atas jajaran huruf は (ha).
Lingkaran kecil (o) pada hiragana han daku-on disebut dengan han dakuten (半濁点).
Contoh kata yang menggunakan hiragana han daku-on :
ぶんぽう (Bunpou) = Tata bahasa
しんぱい (Shinpai) = Kuatir
えんぴつ (Enpitsu) = Pensil
さんぽ (Sanpo) = Jalan-jalan
Hiragana Yoon (拗音)
Jika diatas bunyi huruf hiragana berubah setelah ditambahkan dakuten dan han dakuten, maka modifiksi bunyi huruf pada hiragana yoon (拗音) terjadi setelah huruf や、ゆ、よ, ditambahkan di belakang huruf き (ki), し (shi), ち (chi), に (ni), ひ (hi), み (mi), り (ri), ぎ (gi), じ (ji), び (bi) dan ぴ (pi).
Perlu diingat bahwa huruf や、ゆ dan よ harus ditulis dengan ukuran huruf yang lebih kecil.
Contoh kata yang menggunakan hiragana yoon :
としょかん (Toshokan) = Perpustakaan
かいしゃ (Kaisha) = Perusahaan
きょしつ (Kyoshitsu) = Kelas
ちゃいろ (Chairo) = Warna Coklat
びょうき (Byouki) = Sakit
Sokuon (促音) - Konsonan Ganda
Sokuon (促音) adalah huruf 'つ' (tsu) kecil' yang berfungsi layaknya tasydid dalam Bahasa Arab. Tentu saja, sokuon digunakan untuk membentuk konsonan ganda/konsonan rangkap.
Contoh kata yang menggunakan sokuon:
きって (Kitte) = Prangko
きっぷ (Kippu) = Tiket
きっと (Kitto) = Pasti
ざっし (Zasshi) = Majalah
けっこ (Kekkon) = Pernikahan
Perlu dicatat, huruf つ (tsu) ditulis dalam ukuran yang lebih kecil.
Suara Vokal Panjang
Kita akan banyak menjumpai kosakata bahasa Jepang yang mempunyai bunyi vokal yang panjang.
Misalnya:
おばさん (Obasan) = Bibi
おばあさん (Obaasan) = Nenek
Seumpama ada seorang tante (obasan) dari Jepang yang masih muda, cantik, enerjik, usianya baru 27. Ehh, kita malah panggil dia "obaasan"! Apa jadinya coba? Pastinya si tante bakal kesingung dong?
Nah, itulah pentingnya membedakan kata yang mempunyai vokal panjang. Walau terkesan sederhana, tapi hal tersebut bisa merubah arti secara drastis. Selain pengucapan, penulisannya pun jangan sampai keliru.
Tabel dibawah merupakan “rumus” untuk membentuk vokal panjang hiragana:
Suara Vokal | Huruf Tambahan |
---|---|
A | あ |
I / E | い |
U / O | う |
Jadi, untuk membentuk vokal panjang pada kata yang diakhiri dengan vokal "A", misalnya か (ka), さ (sa), た (ta), な (na) dan lain-lain, tambahkan saja huruf あ (a). Misalnya おばあさん (Obaasan).
Contoh lain :
あたらしい (Atarashii) = Baru
おとうさん (Otousan) = Ayah
ぶんぽう (Bunpou) = Tata bahasa
とけい (Tokei) = Jam tangan
“Lho kok 'e' di kosakata とけい (tokei) malah diikuti い sih? bukannya sama え? Itu juga 'o' dikata ぶんぽう (bunpou) malah disambung pake う? Gak pake お aja gitu biar pas?” (Ini sih pertanyaan saya ke pembimbing pas pertama kali mempelajari materi ini, 😄)
Nah, itu dikarenakan suara "e" bisa tersambung secara mulus dengan "i", (ei), begitupun suara “o” tersambung mulus dengan suara “u” (ou). Iya gak?
Tapi jangan salah lho, ada beberapa kasus pengecualian dimana suara “e” vokalnya diperpanjang menggunakan huruf え (e) dan suara “o” diperpanjang dengan お (o). Jangan khawatir, pengecualian ini hanya ada dalam beberapa kosakata saja.
Misalnya :
おねえさん (Oneesan) = Kakak Perempuan
おおい (Ooi) = Banyak
おおき (Ooki) = Besar
ええ (Ee) = Ya (bentuk non formal)
いい (ii) = Bagus/Baik
Jadi, untuk memperpanjang bunyi huruf yang diakhiri dengan vokal “e”, kebanyakan menggunakan い (i), begitupun dengan vokal “o” yang kebanyakan dipanjangkan dengan う (u).
Hati-hati dalam mengucapkan dan menuliskan kata-kata dibawah ini:
おじさん (Ojisan) = Paman dengan おじいさん (Ojiisan) = Kakek
にんぎょ (Ningyo) = Putri duyung dengan にんぎょう (Ningyoo) = Boneka
おばさん (Obasan) = Bibi dengan おばあさん (Obaasan) = Nenek
Oke, segitu saja kayaknya pembahasan tentang bentuk dan bunyi vokal huruf hiragana. Ditulisan selanjutnya saya akan membahas tentang tata cara menulis huruf hiragana dengan baik dan benar.
Jika ada yang masih agak bingung dan ingin bertanya, silahkan tuliskan pertanyaan Anda dikolom komentar.
お疲れさまでした。。
Belum ada Komentar untuk "Bentuk dan Bunyi Huruf Hiragana"
Posting Komentar