Sejarah Huruf Hiragana
Huruf hiragana merupakan huruf yang penting dan paling sering digunakan dalam tulisan Jepang. Apalagi untuk Anda yang baru saja mempelajari bahasa Jepang, mempelajari huruf hiragana merupakan salah satu langkah awal yang bagus untuk mulai mempelajari sistem penulisan dalam bahasa Jepang.
Sebelum mempelajari bentuk dan cara penulisan hurufnya, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui sejarah yang melatarbelakangi pembentukan huruf hiragana.
Huruf Hiragana
Hiragana (平仮名) mempunyai 46 huruf dasar, 25 huruf tambahan, dan 36 huruf gabungan. Seluruh bunyi yang ada dalam huruf hiragana melambangkan suara yang muncul dalam bahasa Jepang.
Umumnya, huruf hiragana digunakan untuk menuliskan kata-kata asli yang berasal dari Jepang, atau sebagai pengganti huruf kanji, sebagai okurigana, furigana dan lain-lain.
Karena Jepang memiliki vokal yang cukup terbatas, biasanya orang Jepang akan sedikit kesulitan untuk mengucapkan bunyi vokal diluar vokal huruf kana.
Gambar diatas menunjukan bahwa hiragana merupakan penyederhanaan dari huruf kanji.
Jajaran paling atas menunjukan huruf kanji, jajaran kedua yang ditandai dengan warna merah menunjukan Man’yougana yang ditulis pada naskah kuno, sedangkan jajaran ke tiga menunjukan bentuk penyerdehanaan kedalam huruf hiragana yang dipakai pada saat ini.
Hiragana juga dikenal sebagai onna de (女手) atau "tulisan wanita", karena pada zaman dahulu, huruf hiragana lebih sering digunakan oleh kaum wanita.
Konon, para cendikiawan dan kalangan elit Jepang enggan menggunakan huruf hiragana, mereka lebih memilih menggunakan huruf kanji dan huruf katakana.
Karena tidak memperoleh tingkat pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki, para wanita Jepang zaman dulu menjadikan hiragana sebagai alternatif pengganti kanji dan katakana. Namun seiring perkembangan zaman, akhirnya pemerintah Jepang memutuskan untuk menggunakan huruf hiragana secara luas pada abad ke-10 masehi.
Alasan lain yang menjadikan huruf hiragana dijulukan sebagai "tulisan wanita" adalah karena karakter pada huruf hiragana mempunyai lekukan-lekukan yang lebih lembut, berbeda dengan karakter huruf katakana yang terkesan lebih tegas.
Jepang juga memiliki aturan dalam menuliskan urutan dan arah guratan penulisan huruf-hurufnya, tidak seperti huruf Latin yang tidak mempunyai urutan guratan pasti, sehingga kita bisa menulis huruf Latin sesuai keinginan kita. Jadi, sangat tidak dianjurkan untuk menulis urutan guratan huruf hiragana secara asal-asalan.
Itulah sekelumit sejarah tentang huruf hiragana, dari huruf yang tidak terlalu populer dikalangan kaum laki-laki, hingga akhirnya menjadi huruf yang paling krusial dalam bahasa Jepang.
おつかれさまでした。。
Sebelum mempelajari bentuk dan cara penulisan hurufnya, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui sejarah yang melatarbelakangi pembentukan huruf hiragana.
Huruf Hiragana
Hiragana (平仮名) mempunyai 46 huruf dasar, 25 huruf tambahan, dan 36 huruf gabungan. Seluruh bunyi yang ada dalam huruf hiragana melambangkan suara yang muncul dalam bahasa Jepang.
Umumnya, huruf hiragana digunakan untuk menuliskan kata-kata asli yang berasal dari Jepang, atau sebagai pengganti huruf kanji, sebagai okurigana, furigana dan lain-lain.
Karena Jepang memiliki vokal yang cukup terbatas, biasanya orang Jepang akan sedikit kesulitan untuk mengucapkan bunyi vokal diluar vokal huruf kana.
Gambar diatas menunjukan bahwa hiragana merupakan penyederhanaan dari huruf kanji.
Jajaran paling atas menunjukan huruf kanji, jajaran kedua yang ditandai dengan warna merah menunjukan Man’yougana yang ditulis pada naskah kuno, sedangkan jajaran ke tiga menunjukan bentuk penyerdehanaan kedalam huruf hiragana yang dipakai pada saat ini.
Hiragana juga dikenal sebagai onna de (女手) atau "tulisan wanita", karena pada zaman dahulu, huruf hiragana lebih sering digunakan oleh kaum wanita.
Konon, para cendikiawan dan kalangan elit Jepang enggan menggunakan huruf hiragana, mereka lebih memilih menggunakan huruf kanji dan huruf katakana.
Karena tidak memperoleh tingkat pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki, para wanita Jepang zaman dulu menjadikan hiragana sebagai alternatif pengganti kanji dan katakana. Namun seiring perkembangan zaman, akhirnya pemerintah Jepang memutuskan untuk menggunakan huruf hiragana secara luas pada abad ke-10 masehi.
Alasan lain yang menjadikan huruf hiragana dijulukan sebagai "tulisan wanita" adalah karena karakter pada huruf hiragana mempunyai lekukan-lekukan yang lebih lembut, berbeda dengan karakter huruf katakana yang terkesan lebih tegas.
Jepang juga memiliki aturan dalam menuliskan urutan dan arah guratan penulisan huruf-hurufnya, tidak seperti huruf Latin yang tidak mempunyai urutan guratan pasti, sehingga kita bisa menulis huruf Latin sesuai keinginan kita. Jadi, sangat tidak dianjurkan untuk menulis urutan guratan huruf hiragana secara asal-asalan.
Urutan penulis huruf "A" hiragana |
Itulah sekelumit sejarah tentang huruf hiragana, dari huruf yang tidak terlalu populer dikalangan kaum laki-laki, hingga akhirnya menjadi huruf yang paling krusial dalam bahasa Jepang.
おつかれさまでした。。
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Huruf Hiragana"
Posting Komentar